“tadabbur Al-Insyirah”
jagan putus asa!
Sekilas membaca, sekedar mendengar, ataupun sepintas melihat “ahh biasa-biasa saja, kurang tertarik”__itulah
sikap manusia. Tapi sungguh, akan sangat terasa indah, penuh nasehat,
membakar semangat, mutlak kebenaran, klo kita mau mengenalnya dengan
lebih dekat. Mari kita compare, antara formal vs tadabbur. Mana yang lebih menarik, tergantung tipikal kita^^
Formalnya begini : “ Berikut adalah arti dari QS:Al-Insyirah ( Kelapangan), surat ke 94, Makkiyah
- Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?
- Dan kami telah menghilangkan darimu bebanmu
- Yang memberatkan punggungmu?
- Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu
- Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
- Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
- Maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh2 ( urusan) yang lain.
- Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.
Next versi tadabbur dengan
gaya bahasa dan alurku, coretan kelas tadabbur 25 Juni 2011 bersama
ustazh Umar. Bismillah, semoga tak salah dalam menyampaikan ulang.
Kebenaran hanya milik Allah, kekurangan dari diri saya pribadi^^. AL-
Insyirah ( Kelapangan ), terdiri dari 8 ayat.
(5) Fa inna ma’al ‘usri yusraa. (6) Innama’al ‘usri yusraa.
(5) “Karena sesungguhnya
bersama satu kesulitan itu ada banyak kemudahan”. (6) “Sesungguhnya
bersama satu kesulitan itu ada banyak kemudahan”.
Arti dari ayat ke-5 dan ke-6
ini yang sangat menarik perhatianku dan ternyata punya kedasyatan
makna. Seia-sekata dengan apa yang disampaikan ustazd. Sebelumnya aku
berpikiran klo yang dimaksud dalam ayat ini adalah “Sesudah kesulitan, ada kemudahan”. Tapi ternyata yang benar adalah “Bersama kesulitan ada kemudahan”. Bukan sesudah, tapi bersama. Jadi
bukan berarti kita tu susaaaaah melulu dalam jangka waktu lama, baru
kemudian Allah memberi kemudahan. Tapi sesungguhnya, disaat kesulitan
itu datang, Allah telah menyiapkan kemudahan yang datang bersama
kesulitan itu. Karena dalam ayat tersebut ada kata ma’a=bersama.
Dan bukan berarti “dalam 1 kesulitan ada 1 kemudahan”, tapi yang benar adalah “dalam 1 kesulitan, ada banyak kemudahan”. Jika kita cermati kata ‘usri yang berarti kesulitan di depannya terdapat alif lam yang menyatakan bahwa ‘usri atau kesulitan di sini adalah tunggal, sedangkan yusraa yang berarti kemudahanadalah jamak.
So, bersama kesulitan (tunggal ) ada kemudahan (jamak). SubhanAllah begitu dasyat makna dan kebijakan Allah pada hamba-Nya. Dan mari kita cermati lagi. Ayat 5 dengan awalan fa yang berarti disini karena ( fa bisa berarti karena atau maka tergantung dari konteks kalimat dan kaitan dengan ayat sebelumnya). Kemudian ditegaskan lagi dalam ayat 6. Terkesan berulang. Itu berarti kita diajak untuk tak berputus asa. Karena jika ada satu kesulitan maka bersamanya ada banyak kemudahan.
Kesulitan disini bisa banyak macamnya.
Misalnya saja musibah. Bukan berarti ketika musibah itu datang pada
kita, Allah tak sayang pada kita lhoo. Justru musibah itu adalah wujud
tanda cinta Allah pada hamba-Nya, sebagai ujian atas keimanan kita.
InsyaAllah, ketika kita bersabar dalam menghadapi musibah, Allah akan
mengangkat derajat kita di sisi-Nya juga menghapus kesalahan kita di
masa sebelumnya + pengurang siksa kita nanti di akhirat. Bisa dibilang
bentuk cicilan siksa kita.
Jadi jangan menggerutu, misalnya ni.”Gue
kan uda rajin shalat, puasa sunnah pula, rajin ngaji gak pernah bolong.
Tapi kenapa gue yang harus mendapat musibah kecelakaan ini. Muka jadi
rempong. Sedangkan si fulan kerjaannya foya-foya, minum khamar, pencuri
pula hidupnya selalu baik2 saja.”. Ingatlah sahabatku, bahwa
siksaan di akhirat itu lebih keras. Manakala kita sudah berbuat baik
semampu kita, lantas ada musibah datang, brati Allah telah meringankan
siksanya pada kita. Dan bukan berarti si fulan itu lolos dari siksa
Allah.
Musibah= mengangkat derajat=bukti tanda cinta dari Allah=meringankan siksa. Tapi bisa juga musibah menjadi siksa lhoo. Ketika
datang musibah kepada kita, lantas kita berburuk sangka kepada Allah,
bahkan mengucapkan atau melakukan sesuatu yang tak sepantasnya, maka
musibah itu justru akan menjadi wujud siksa Allah kepada kita di dunia. So, selalu ber-khusnuzon-lah^^. Agar derajat kita dinaikkan oleh Allah dari musibah2 itu. Bahkan
ketika kita tersandung batu kecil di jalan, lantas kita bersabar dan
ber-khusnuzon, maka Allah telah mengangkat derajat kita dan mengurangi 1
dosa kita yang telah lalu. SubhanAllah. Tapi jangan lantas berharap tersandung batu terus ya ^^.
Ayat selanjutnya ayat 7. Maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh2 ( urusan) yang lain.
Allah itu sangat senang ketika melihat
hamba-Nya mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Secara tersirat
disebutkan dalam ayat 7, bahwa kita harus aktif, energik dan banyak
kegiatan yang positif. Tentu saja akan beda nilainya antara si A yang
aktif ini itu di jalan Allah dengan si B yang banyak tidur bae, walaupun
sama2 tak melakukan dosa misalnya. Karena setiap lelah dan peluh kita
akan tetap terhitung oleh-Nya^^. Nilai plus lagi, kalau kita sedang beraktifitas, jin pun akan susah untuk masuk ke dalam tubuh kita. Lain halnya kalau banyakan bengong, bisa jadi sasaran empuk makhluk2 lain^^
Pertanyaannya, kalau dalam ayat tadi kita
dianjurkan untuk bekerja, lantas lanjut lagi bekerja dengan sungguh2,
setelah usai lanjut lagi ke pekerjaan berikutnya dengan sungguh2 lagi,
dan seterusnya, kapan kita istirahatnya oi???? Karena dunia adalah waktu
untuk bekerja, maka waktu istirahat kita adalah di syurga (Arrohatu fil jannah).
Ada juga penafsiran lain dari ayat ini,
manakala kita usai melakukan pekerjaan dunia, maka beribadahlah kepada
Allah dengan sungguh2. Janganlah kita berikan tenaga sisa dan tak
sungguh2 untuk beribadah kepada Allah. Tapi beribadahlah
kepada Allah dengan sungguh2 seakan-akan kita melihat-Nya. Jika kita tak
mampu, maka yakinlah bahwa Allah melihat kita.
Ayat terakhir ayat 8 “Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.” Awali setiap aktifitas dengan istiadzah. “Audzubillahiminasyaitonirojim”, yang artinya “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”. Lafalkan itu dengan sungguh2.
Misalnya diawal membawa Al-Qur’an,
insyaAllah kita akan lebih khusyu’. Ex : Kita sedang tilawah Al-Qur’an,
hp kita berdering…..lanjutkanlah sampai minimal sampai ayat yang kita
baca berakhir. Janganlah berhenti seenaknya. Kalau di awal kita
bersungguh2 dalam membaca istiadzah, insyaAllah perlindungan Allah
semakin kuat sehingga kita tak mudah tergoda oleh dering hp. Karena semakin fokus kita ber-istiadzah maka semakin kuat Allah melindungi kita.
Alhamdulillah…Cukup sampai di sini dulu.
Untuk ayat 1 sampai 4 belum sempat terkupas di blog ini. InsyaAllah
kalau berkesempatan.